Di hamparan jagat raya yang luas, di setiap denyut nadi kehidupan, tersembunyi dua permata tak ternilai dari kurnia Ilahi: Ijad dan Imdad. Keduanya adalah manifestasi agung dari kasih sayang tak terbatas Sang Pencipta, yang tak henti-hentinya mengalir, membanjiri setiap partikel wujud dengan keberadaan dan keberlangsungan.
Ijad: Kehadiran dari Ketiadaan
Ijad (إِيجَاد) adalah nikmat penciptaan, anugerah keberadaan yang ditarik dari jurang ketiadaan. Bayangkanlah sunyi senyapnya “tiada”, di mana tak ada rupa, tak ada suara, tak ada getaran. Lalu, dengan satu titah, satu firman “Kun!” (كُنْ) – “Jadilah!” – muncullah semesta raya ini, dengan segala keindahan dan kompleksitasnya. Dari kehampaan, Ia menciptakan langit yang terhampar luas, bintang-bintang yang berkelip bak permata di kegelapan malam, bumi yang subur dengan gunung-gunung menjulang dan lautan membiru.
Dan yang paling menakjubkan, Ijad adalah anugerah kehadiran diri kita sendiri. Sebelum ada kita, tak ada apa pun. Namun, dengan kehendak-Nya, kita diukir dari tanah dan ruh, dihembuskan kehidupan, dan dihadirkan ke pentas eksistensi. Ini adalah nikmat paling mendasar, akar dari segala nikmat, sebuah bukti nyata akan kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Betapa sering kita melupakan keajaiban ini, bahwa kita ada, bernapas, merasa, dan berpikir, semuanya adalah karena Ijad-Nya yang abadi.
Imdad: Aliran Rezeki yang Tiada Henti
Setelah dihadirkan, keberadaan kita tak lantas berhenti pada Ijad semata. Di situlah Imdad (إِمْدَاد) berperan, sebuah aliran tak terputus dari sokongan, pemeliharaan, dan anugerah. Imdad adalah nikmat keberlangsungan, rezeki yang senantiasa mengalir, menjaga setiap makhluk tetap hidup dan berfungsi sesuai fitrahnya.
Imdad bukan hanya tentang makanan dan minuman yang menopang raga. Ia adalah udara segar yang kita hirup tanpa batas, sinar mentari yang menghangatkan, air yang menyegarkan dahaga. Imdad adalah denyut jantung yang tak pernah lelah memompa, mata yang memungkinkan kita melihat keindahan, telinga yang mendengar harmoni alam. Bahkan lebih dari itu, Imdad meliputi petunjuk, ilham, dan kekuatan yang mendorong kita untuk tumbuh, belajar, dan berbuat kebaikan.
Ia adalah hujan yang membasahi bumi kering, menumbuhkan tunas-tunas kehidupan. Ia adalah kasih sayang dalam keluarga, persahabatan yang menguatkan, ilmu yang menerangi jalan. Setiap napas yang kita hembuskan, setiap langkah yang kita pijakkan, setiap detik yang kita jalani, adalah bukti dari Imdad-Nya yang tak pernah surut.
Mengagumi Tirai Cahaya Ilahi
Ijad dan Imdad adalah sepasang nikmat yang tak terpisahkan, seperti dua sisi mata uang yang sama. Ijad adalah pintu gerbang menuju eksistensi, dan Imdad adalah jalan yang membentang di dalamnya. Tanpa Ijad, tak ada keberadaan. Tanpa Imdad, keberadaan akan layu dan padam.
Mari kita merenungi sejenak. Di tengah hiruk pikuk dunia, di antara kesibukan yang kerap melenakan, seringkali kita lupa untuk berhenti dan meresapi kedalaman nikmat ini. Sungguh, kehidupan ini adalah sebuah mahakarya dari Ijad dan Imdad-Nya. Ia adalah anugerah yang tak dapat diukur dengan harta, tak dapat dibeli dengan pangkat.
Maka, sudah sepantasnya kita senantiasa membasahi lisan dengan syukur, memupuk hati dengan kesadaran, dan mengarahkan jiwa untuk senantiasa taat. Sebab, setiap momen adalah kesempatan untuk menyaksikan tirai cahaya Ilahi yang tak pernah padam, terpancar dari dua sumber abadi: Ijad dan Imdad.