Mengutip dari Kitab Al-Mawaidzul Ushfuriyah, karya Syekh Muhammad bin Abu Bakar Al-Ushtury, terdapat suatu kisah tentang Muhair bin Ahbar. Kala itu, Muhair bin Ahbar, pulang ke rumah dan didapatinya istrinya menangis.
la pun bertanya, “Kenapa engkau menangis?” dan istrinya menjawab “apakah kau tak tau bahwa si Musfir (salah satu jin kafir) telah menjelek-jelekkan Rasulullah sehingga beliau menjadi sedih”.
Lantas istrinya bercerita, “Pada saat pemuka quraisy bernama Walid bin Mughirah mengadakan perkumpulan mereka turut mengundang Rasulullah, orang-orang quraisy itu menanyakan tentang kebenaran nubuwah Nabi Muhammad SAW kepada berhalanya yamg diberi nama Hubal. Pada saat itulah jin Musfir merasuki berhala dan berbicara melalui berhala itu. Jin Musfir memperolok Rasulullah, orang-orang quraisy pun bahagia karena mendengar itu, mereka menganggap berhalanya hidup & dapat berbicara serta mereka ikut memperolok Rasulullah hingga rasul pun pulang dalam keadaan sedih”.
Mendengar cerita itu dari istrinya, Jin Muhair bin Ahbar pun sangat marah. Ia mencari jin Musfir yang telah memperolok Rasulullah. la mengejarnya hingga membawanya ke Makkah. Dan akhirnya ia menemukannya di antara Shafa dan Marwah, lantas dibunuhlah jin Musfir di sana.
Nabi SAW dalam perjalanan pulang dengan perasaan sedih tiba-tiba bertemu penunggang kuda. Setelah dekat, penunggang kuda mengucapkan salam kepada beliau. Nabi SAW berkata, “Siapa kamu? Salam yang kamu ucapkan sungguh terasa amat indah bagiku?”.
“Saya Muhair lbnu Ahbar dari bangsa jin, saya telah memeluk Islam sejak jaman Nabi Nuh AS,” kata Muhair.
Mulailah Muhai Ibnu Ahbar menceritakan, bahwa telah melihat istrinya menangis dan cerita tentang beliau bersama Walid, juga pengejarannya terhadap jin Musfir.
la juga menceritakan kepada Rasulullah kalau baru saja membunuh Musfir di antara Shafa dan Marwah, kepalanya terpotong dan berada di kandang kuda, sedangkan badannya terbang di antara shafa dan Marwah, menyerupai seekor kambing tanpa kepala.
la juga menunjukkan pedangnya yang masih berlumur darah Musfir. Lantas Rasulullah kemudian berkata, “Tinggal di mana anda?” Musfir menjawab “Saya tinggal di Gunung Tursina!!”.
Kemudian Muhair berkata lagi, ” Ya Rasulullah, apakah engkau tidak ingin aku mengejek mereka lewat berhala-berhala mereka, sebagaimana mereka telah mengejek engkau.”
“Lakukan saja kalau engkau suka,” Kata Nabi SAW.
Tampaknya kaum kafir Quraisy masih “mabuk kemenangan” dengan peristiwa sebelumnya sehingga mereka mengundang Nabi SAW untuk hadir dalam pertemuan yang sama keesokan harinya. Mereka menghiasi Hubal dengan baju dan berbagai persembahan, kemudian berkata, “Hai Hubal, betapa cerah penglihatanku hari ini jika engkau mengejek Muhammad.”
Muhair yang telah siap di tempat tersebut, segera masuk ke dalam Hubal dan mengeluarkan perkataan yang sangat mengagetkan kaum kafir Quraisy, “Wahai penduduk Makkah, ketahuilah bahwa Muhammad ini adalah Nabi yang haq, agamanya benar, ia mengajak kepada jalan yang benar. Kalian semua dan berhala-berhala kalian ini tidak ada gunanya, jika kalian tidak membenarkan dan mengimaninya, kalian akan berada di neraka jahanam, kekal di dalamnya. Ikutilah Muhammad, ia Nabi Allah, dan mahluk terbaik-Nya.”
Kaum kafir Quraisy terlongong tak percaya, dari “bibir” berhala Hubal yang sama, tetapi sangat jauh berbeda dengan perkataan kemarinnya. Abu Jahal segera tanggap atas situasi tersebut, ia segera bangkit dan mengambil berhala Hubal, kemudian membanting ke tanah hingga pecah berkeping-keping.
Nabi SAW pulang dengan gembira. Beliau juga sempat memberikan nama baru buat Muhair, yakni Abdullah bin Ahbar. Ibnu Ahbar sangat gembira dengan pemberian nama baru oleh Nabi SAW tersebut, ia menyenandungkan syair untuk membanggakan nama barunya dan perjuangannya membela Nabi SAW.
(Kisah ini juga telah dimuat dibeberapa media online terkemuka)
Leave a Reply